Kamis, 03 September 2009

Porno+Jorok=Pengetahuan

Husy… jangan berpikir negatif dulu. Ini bukan cerita nonton film bokep yang seronok itu, terus kita tahu ilmunya supaya bisa mempraktekan kepada bukan tempatnya (sama kucing, misalnya).
Ilmu bukan hanya didapat dari bangku sekolah. Belajar dari kehidupan pun tak kalah pentingnya. Seperti halnya film bollywood berjudul Slumdog Millionaire yang berkisah tentang seorang milyader yang nggak terpelajarsama sekali. Dia Cuma belajar dari kehidupan. Yah… walaupun cuma film, namun itu ada benarnya juga.
Dan kali ini aku akan berbagi cerita tentang bahwa ilmu bukan hanya bisa diperoleh dari yang bersih, sopan, santun, terhormat, mulia (atau apalah) saja. Namun juga dari dua kata yang dianggap tabu ini: porno+jorok.
Kalau nggak keliru cerita ini waktu aku duduk di kelas dua Mts. Mata pelajarannya fiqih oleh Ustadz A. QUsyasyi. Nggak tau ulah siapa materi saat itu jadi melenceng ke arah seks (biasanya ada yang mancing dengan pertanyaan). Tiba-tiba ada santri yang penasaran dan khawatir sebelum waktunya,”Gimana jadinya, kalau punyaku nggak cocok sama punya istriku nanti?”
To the point saja Al Ustadz menguak cakrawala dari hal yang jarang dipikirkan oleh orang dengan peragaan beliau yang di mataku sungguh menakjubkan. Beliau ngacungin satu jari tangan.
“Ini apa?” tanya beliau.
Sarjana S3 juga tau, yang beliau acungin itu bukan jempol kaki, tapi jari kelingking . Beliau benar-benar menunjukkan jari kelingking itu ke setiap santri, seperti meyakinkan bahwa itu betul-betul jari kelingking dan akan digunakan kepada hal yang sangat luar biasa (kayak kontestan di The Master gitu atau kebalikannya, kontestan The Master kayak beliau. Soalnya lebih dulu beliau yang memperagakan, tapi sayang belum sempat beliau patenkan).
“Lihat jari kelingking ini kalau kita masukkan ke sini.” Kelingking beliau masuk ke lubang hidung. Jorok! (bagi pandangansebagian kalangan, namun aku pribadi tidak. Malah berasa kayak seni gitu, he.. he… becanda)
“Hidung kamu merasakan tidak dimasuki kelingking?” tanya beliau kepada seorang santri yang ikut-ikutan. Santri itu mengangguk cepat.
Beliau ganti jari kelingking menjadi jari manis. Seperti yang telah lewat, beliau masukkan ke lubang yang itu lagi. “Berasa tidak?”
Semuanya mangut-mangut. Ganti jari lagi… sampai seterusnya hingga ibu jari. Dari jari yang paling kecil hingga yang paling gede, lubang hidung dapatmenyesuaikan daya apitnya.
Beliau mengakhiri cakrawala ini dengan, “Nah, sekarang apa yang kalian khawatirkan lagi. Dari yang paling kecil sampai yang paling besar, semuanya pas!”
Begitulah sobat pembaca di mana pun berada, dari hal yang porno dan diperagakan secara jorok (sekali lagi anggapan sebagian orang) pun dapat diperoleh pengetahuan.
Setelah kita mendapat pengetahuan ini, diharapkan nggak ada lagi yang berhubungan intim pra nikah (apa lagi pra sejarah) dengan dalih apakah klop atau nggak dengan punya pacar. Bersabarlah sedikit, sobat, semuanya ada proses dan saat itu akan tiba. Jadi tenang saja, aku jamin pasti compatible kok.

Pondok Merpati
08.33WITA.
Selasa, 11 Ramadhan 1430 H.

2 komentar:

Arief Rahman Heriansyah mengatakan...

Emang ada kok pelajaran pengetahun "tentang sex" ghitu....Nggak terlalu menjerumus ke arah yang berbau porno

Unknown mengatakan...

Postingannya mulai berani ya?